Apakah anda tahu kalau Indonesia memiliki taman nasional terbesar di Asia Tenggara? Yups, Taman Nasional Lorentz didirikan pada tahun 1997 di Papua dan ditetapkan sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara oleh UNESCO. Bahkan pada 1999 taman nasional ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Salah satu taman nasional di Indonesia ini memiliki luas area hingga 2.505.600 hektar, tidak sampai di situ saja, karena WWF menetapkan Taman Nasional Lorentz sebagai kawasan konservasi terlengkap di Asia Pasifik.
Keunikan Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz terletak di 10 kabupaten Provinsi Papua yang kawasannya membentang di jajaran pegunungan tinggi di Asia Tenggara dan mencangkup ekosistem mulai dari laut hingga pegunungan. Kawasan ini juga memiliki kekayaan alam yang unik dan langka di dunia, bahkan taman nasional ini dikenal sebagai benteng terakhir yang mempunyai hutan belantara.
1. Carstensz Pyramid
Berdiri dengan gagahnya di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, Carstensz Pyramid adalah puncak tertinggi di deretan pegunungan tengah Pulau Papua. Nama Carstenz sendiri diambil dari nama seorang pelaut Belanda beranama Jan Carstenszoon yang merupakan orang pertama yang melaporkan adanya puncak-puncak berselimut salju di pegunungan tropis pada tahun 1623.
Dalam bahasa lokal puncak ini dikenal dengan nama Nemangkawi Ninggok yang memiliki arti Puncak Panah Putih. Heinrich Harrer adalah orang pertama yang berhasil menaklukkan puncak ini pada tahun 1962. Carstensz Pyramid adalah salah satu destinasi wisata pendakian favorit bagi kalangan pendaki lokal maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan Puncak Cartensz adalah satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua yang disebut juga dengan Seven Summits.
2. Lembah Danau-Danau
Sesuai namanya, Lembah Danau-danau memang memiliki banyak danau yang uniknya setiap ukuran dan warna airnya berbeda-beda. Kawasan ini juga menjadi tempat kemping bagi para pendaki sebelum menuju ke Puncak Cartensz, dan merupakan danau tertinggi di Indonesia. Adanya peristiwa geologis berupa pertemuan lempeng Australia dan Pasifik telah membentuk morfologi pegunungan tengah Papua berdinding tebing yang curam dan cekungannya membentuk danau.
3. Satwa Endemik
Cenrawasih yang memiliki nama ilmiah Macgreogia pulchra adalah salah satu spesies endemik yang menghuni pegunungan Jayawijaya. Burung ini memang sudah diakui kecantikannya, dan termasuk ke dalam salah satu satwa dilindungi dalam peraturan perdagangan internasional. Satu lagi satwa endemik dari pegunungan Papua, yaitu kanguru pohon mantel emas.
Jika biasanya kanguru dikenal sebagai hewan khas Australia, ternyata Papua juga punya loh. Menariknya, kanguru di papua adalah jenis kanguru pohon yang juga merupakan satwa marsupial atau mamalia yang berkantung. Kanguru jenid ini makan buah dan biji-bijian, dengan tubuhnya yang berwarna coklat muda dan memiliki ekor panjang dengan warna yang lebih cerah.
4. Salju di Puncak Gunung
East Northwall Firn adalah salah satu gletser yang tersisa hingga saat ini di Pegunungan Sudirman. Namun sayangnya, lapisan es di pegunungan tersebut semakin menipis seiring terjadinya pemanasan global. Bukan tidak mungkin, lapisan es abadi tersebut hanya tinggal kenangan seperti yang terjadi di Puncak Trikora dan Puncak Mandala yang lebih dulu kehilangan lapisan esnya.
Destinasi Wisata Pegunungan Tengah Papua
Menyabut nama Papua tidak lengkap rasanya kalau tidak membahas tempat wisatanya. Jika selama ini wisatawan lebih akrab mendengar Raja Ampat Papua, ternyata di pulau ini juga ada destinasi wisata pegunungan yang tiidak kalah eksotisnya. Sebut saja di Wamena yang letaknya di pedalaman pegunungan tengah Papua.
Ibukota dari Kabupaten Jayawijaya ini berada di tengah Lembah Baliem yang cantik. Lembah nan luas ini menjadi rumah bagi suku lokal bernama suku Dani dan beberapa suku lainnya. Lalu apa saja yang bisa dijumpai di lembah yang subur dengan pemandangannya yang hijau menyejukkan mata ini? Simak yuk.
- Sungai Baliem
Jika tempat wisata di Pulau Misool menyajikan pemandangan pantai tiada duanya, di sini ada Sungai Baliem yang mengalir dari Gunung Trikora ke Grand Valley yang berakhir di Laut Arafura. Alirannya yang berliku menjadi sumber penghidupan bagi suku yang hidup di sekitarnya.
Lembah Baliem ini sangat terkenal sebagai rumah suku Dani yang hidup dengan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, dan tulang. Suku tersebut mendapat julukan ‘pejuang yang lembut’ dan memiliki kehidupan yang berpusat pada pertanian. Yang khas dari suku-suku yang hidup di sektar lembah ini adalah rumah-rumah tradisionalnya yang berbentuk unik bernama honai. Honai bagi laki-laki terpisah dengan perempuan, atapnya terbuat dari jerami tebal agar menjaga honai tetap sejuk pada siang hari dan hangat pada saat malam.
- Pasir Putih Di Atas Bukit
Jika berkunjung ke tempat wisata di Pulau Waigeo pasti tidak membuat anda heran dengan pasir putihnya yang membentang disepanjang pantai. Namun apa jadinya kalau anda akan berjumpa dengan pasir putih di atas bukit? Inilah salah satu anomali unik yang tidak akan anda jumpai selain di Lembah Baliem. Pasir putih halus ini benar-benar mirip dengan pasir pantai, konon pasir putih yang berada di Lembah Baliem tersebut adalah sebuah danau yang kemudian menajdi daratan.
Wisata Budaya
Selama ini kita lebih akrab dengan wisata budaya di Yogyakarta atau wisata budaya di Bali, namun sebenarnya suku Dani juga memiliki wisata budaya yang tak kalah mengagumkan. Jika anda berkunjung ke sini, ada mumi tetua yang disimpan oleh masyarakat suku Dani. Mumi panglima perang suku Dani tersebut telah berusia 370 tahun dan masih tersimpan di daerah ini hingga sekarang. Sosok mumi tersebut berada dalam posisi duduk dan memakai pakaian lengkap khas pria Papua berupa koteka dan aksesoris.
Nama dari panglima tersebut adalah Wimotok Mabel yang berarti ‘perang terus’. Sebelum meninggal karena sakit, sang panglima berpesan agar jenazahnya tidak dibakar, melainkan dimumikan untuk menjadi sebuah peringatan yang akan menyejahterakan seluruh keturunannya di masa yang akan datang. Anda juga dapat menyaksikan mumi tersebut ketika berkunjung ke kampung panglima perang. Anda harus membayar sejumlah uang kepada warga terlebih dahulu.
Menarik dan beragam sekali bukan tempat wisata di Indonesia ini? Jadi, jika anda memiliki kesempatan jangan ragu untuk berkunjung ke salah satu tempat eksotis di Indonesia. Apalagi bukan saja pemandangan indah memanjakan mata yang akan didapatkan, melainkan juga ada wisata budaya dimana kita bisa belajar untuk lebih bertoleransi kepada sesama.