Objek Wisata Budaya di Aceh

Aceh merupakan sebuah provinsi yang terletak di ujung pulau Sumatera. Provinsi yang memiliki sebutan Serambi Mekah ini ternyata sudah beberapa kali berganti nama. Dahulu, Provinsi Aceh bernama Aceh Darussalam. Seiring berjalannya waktu, namanya berubah-ubah menjadi Daerah Istimewa Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, dan berganti lagi menjadi Provinsi Aceh sampai sekarang.

Dengan luas daerah hampir 60.000 km², Aceh memiliki ratusan pesona alam yang memukau. Seperti tempat wisata di Minahasa Utara yang bertema alam, Aceh juga memiliki pulau, sungai besar, pantai, air terjun dan danau yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Tidak hanya itu saja. Aceh juga menawarkan wisata budaya yang tak kalah menarik. Mari kulik lebih lanjut mana saja objek wisata budaya di Aceh berikut ini.

1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman

Siapa sangka Masjid Raya Baiturrahman merupakan warisan dari Kerajaan Aceh yang masih dapat digunakan hingga sekarang. Tak hanya menjadi simbol keagamaan yang kental, Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi ikon kebudayaan dan telah menjadi saksi perjalanan hidup masyarakat Aceh. Terletak di Banda Aceh, masjid ini konon dibangun oleh salah satu raja Aceh yang bernama Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 M.

Namun, terdapat sumber lain yang mengatakan bahwa sebenarnya Masjid Raya Baiturrahman sudah ada sejak tahun 1200an, yaitu saat masa Sultan Alaidin Mahmudsyah. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, yang tidak menjadi perdebatan adalah fungsi dari Masjid Raya Baiturrahman, yaitu telah menjadi tempat beribadah sejak jaman dahulu. Selain itu, pendatang dari Melayu, Arab, Persia dan Turki pun banyak yang mengunjungi masjid ini untuk mempelajari dan memperdalam ilmu agama Islam.

Awalnya, bentuk atap Masjid Raya Baiturrahman ini sama saja dengan bentuk atap masjid lain, yaitu limas dengan empat susun. Bentuk atap ini merupakan bentuk atap masjid yang populer pada masa itu. Namun, seiring perjalanannya, Masjid Raya Baiturrahman mengalami renovasi beberapa kali, hingga sekarang memiliki bentuk atap menyerupai kubah besar yang mirip dengan Taj Mahal di India.

Selain itu, Masjid Raya Baiturrahman juga memiliki tiga pintu besar, satu menara utama dan empat menara lainnya yang menjadikan masjid ini terlihat begitu megah. Uniknya, desain Masjid Raya Baiturrahman merupakan gabungan dari ciri khas berbagai negara. Selain India, pengunjung juga bisa menemukan kekhasan arsitektur Belanda, Spanyol, Italia, Tiongkok dan Belgia pada masjid ini. Maka tak heran jika Masjid Raya Baiturrahaman termasuk salah satu masjid terindah di Indonesia.

Nama tempat wisataMasjid Raya Baiturrahman
AlamatKp. Baru, Banda Aceh
Jam buka24 jam
HTM
Informasi wisata

2. Benteng Indrapatra

Benteng Indrapatra

Masih dari Banda Aceh, terdapat satu lagi objek wisata kebudayaan yang menawarkan wawasan mengenai keagamaan dan kerajaan. Adalah Benteng Indrapatra yang telah ada jauh sebelum agama Islam masuk di Aceh. Benteng ini juga menjadi saksi adanya transisi dari agama Hindu, yang dianut masyarakat Aceh pada saat itu, menjadi agama Islam. Benteng Indraprasta dibangun pada masa kerajaan Lamuri, yaitu kerajaan Hindu pertama di Aceh.

Pada saat itu, kerajaan Lamuri dipimpin oleh putra Raja Harsya dari India. Beliau merupakan seorang beragama Hindu yang dikabarkan kabur dari India ke Aceh karena adanya serangan dari bangsa Huna. Setelah sampai di Aceh, putra Raja Harsya membangun Benteng Indrapastra, tepatnya di bibir pantai yang menghadap ke Selat Malaka, pada ada ke VII masehi. Benteng ini termasuk dalam wisata benteng yang wajib dikunjungi.

Benteng Indrapastra dikabarkan terbuat dari kombinasi antara batu gunung, tanah liat, kapur, kulit kerang dan telur. Benteng ini berbentuk kompleks dan memiliki empat benteng pendukung, yaitu:

  • Benteng I

Benteng I dapat dikatakan sebagai benteng utama. Benteng ini merupakan bangunan paling besar dengan luas 4900 m², tinggi mencapai 4 meter dan mempunyai ketebalan dinding 2 meter. Bahkan, benteng I ini masih berdiri utuh hingga sekarang.

  • Benteng II

Benteng II berbentuk persegi dengan ukuran yang lebih kecil daripada benteng I. Benteng II memiliki luas 2000 m² dan dibangun di sebelah utara benteng I. Dinding benteng II dibangun dengan tinggi yang berbeda, yaitu dinding bagian luar lebih tinggi daripada dinding di bagian dalam.

  • Benteng III

Benteng III memiliki ukuran yang lebih kecil lagi, yaitu memiliki luas 900 m². Benteng III terletak di sebelah barat daya dari benteng I dan pada dindingnya terdapat 11 buah lubang untuk mengintai.

  • Benteng IV

Benteng IV merupakan bangunan yang paling kecil. Luasnya tidak sampai 800 m².

Benteng Indrapatra memiliki fungsi yang bermacam-macam. Dahulu, benteng ini digunakan sebagai tempat mengadakan ritual keagamaan Hindu. Selain itu, benteng ini juga digunakan sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya dan para bangsawan. Namun setelah agama Islam masuk ke Aceh, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, benteng ini beralih fungsi menjadi tempat pertahanan dari serangan musuh.

Nama tempat wisataBenteng Indrapatra
AlamatKrueng Raya, kab Aceh Besar
Jam buka7 pagi – 5 sore
HTM
Informasi wisata

3. Tapak Tuan Tapa

Tapak Tuan Tapa

Tapak Tuan Tapa berlokasi di kabupaten Aceh Selatan di kota Tapak Tuan, yang disebut juga sebagai kota naga. Dikisahkan tapak kaki ini merupakan jejak kaki dari seorang yang bernama Syech Tuan Tapa. Syech Tuan Tapa digambarkan sebagai seorang yang sakti dan taat kepada ajaran agama, sehingga disebut sebagai orang yang shalih. Tubuhnya diceritakan sangat besar menyerupai raksasa. Bagaimana tidak? Tapak kaki ini saja mempunyai ukuran 6 x 2.5 meter.

Terdapat dua versi cerita mengenai asal muasal tapak kaki Syech Tuan Tapa ini. Dahulu, terdapat sepasang naga, yang berasal dari negeri Tiongkok, menetap di daerah ini. Suatu hari, naga tersebut menemukan seorang bayi yang terapung di atas sungai. Bayi itu pun dirawat oleh sang naga dengan penuh kasih sayang, hingga ia akhirnya beranjak dewasa dan menjelma menjadi seorang gadis cantik.

Seiring berjalannya waktu, diketahuilah bahwa gadis tersebut adalah puteri Kerajaan Asranaloka dari Samudera Hindia. Hingga akhirnya Rasa Asranaloka datang menemui naga untuk meminta kembali sang puteri. Versi lain mengatakan bahwa sang puteri bertemu dengan pangeran tampan dan dibawa pergi menggunakan kapal. Namun, kedua versi cerita tersebut sama-sama mengisahkan bahwa sang naga tidak terima sang putri diminta kembali atau dibawa pergi.

Hingga akhirnya pertempuran pun terjadi. Syech Tuan Tapa yang mendengar keributan ini pun datang dan ikut serta dalam pertempuran tersebut. Tapak kaki ini dipercaya sebagai tempat Syech Tuan Tapa berdiri sebelum ikut bertempur. Di sekitar lokasi Tapak Tuan Tapa juga ditemukan berbagai benda yang dipercaya sebagai peninggalan legenda tersebut, seperti batu di tengah laut yang diyakini sebagai kopiah dan tongkat Syech Tuan Tapa, karang berbentuk hati di desa Batu Itam, sisik naga di desa Batu Merah dan karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Selayar.

Nama tempat wisataTapak Tuan Tapa
Alamatkota Tapak Tuan, kab Aceh Selatan
Jam buka8 pagi – 6 sore
HTMRp5.000
Informasi wisata

4. Taman Sari Gunongan

Taman Sari Gunongan

Selain Masjid Raya Baiturrahman, Sultan Iskandar Muda juga menjadi pendiri Taman Sari Gunongan. Seperti halnya taman nasional Lorentz di Papua, Taman Sari Gunongan pun sangat memukau. Taman yang terletak tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman ini merupakan bukti kasih sang sultan kepada permaisurinya, yaitu Puteri Pahang. Dikisahkan bahwa kerajaan Aceh dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda merupakan kerajaan Islam yang paling berjaya. Wilayah kekuasaannya hingga ke Malaya dan menguasai kerajaan Pahang di sana.

Setelah menguasai kerajaan Pahang, Sultan Iskandar Muda ternyata jatuh cinta kepada Puteri Pahang. Maka dibawalah sang puteri ke Aceh untuk dinikahi. Setelah menetap di Aceh, Puteri Pahang sering merasa rindu dengan kampung halamannya. Maka, Beliau meminta dibangunkan sebuah taman untuk menghibur diri. Kemudian, Sultan Iskandar Muda membangun sebuah taman yang indah, persembahan untuk permaisuri tercinta.

Taman Sari Gunongan merupakan sebuah kompleks taman dengan sentuhan arsitektur Turki, Tiongkok dan India. Bangunan-bangunan dalam Taman Sari Gunongan dibangun dengan berlapis batu pualam dan ukiran-ukiran dari logam yang indah. Bangunan dalam kompleks taman ini antara lain:

  • Gunongan

Gunongan merupakan bangunan utama di Taman Sari Gunongan. Mempunyai sebutan lain gegunongan menara permata, bangunan ini dibangun dengan menyerupai bentuk gunung. Alas bangunan gunongan mirip dengan lingkaran, namun memiliki sisi-sisi. Panjangnya hampir 47 meter, dengan tebal dinding 180 cm dan tinggi bangunan lebih dari 9 meter.

  • Kandang

Kandang sebenarnya merupakan sebuah makam. Yang dimakamkan di sini adalah Sultan Iskandar Thani. Beliau adalah menantu Sultan Iskandar Muda yang juga menggantikan sang sultan memerintah Aceh. Bangunan kandang berbentuk persegi dengan panjang 18 meter, tinggi 4 meter dan mempunyai tebal dinding 45 cm.

  • Peterana

Peterana berada di sisi kiri gunongan. Terbuat dari batu yang mempunyai ukiran yang sangat indah, peterana konon digunakan Puteri Pahang untuk duduk-duduk sembari mengagumi kecantikan Taman Sari Gunongan. Peterana berukuran tidak terlalu besar, yakni berdiameter 1 meter dengan tinggi kurang dari 1 meter.

  • Nisan

Terdapat tujuh nisan dalam kompleks Taman Sari Gunongan:

  1. Nisan pertama: terbuat dari batu pasir dan berbentuk pipih. Puncak nisan pertama terdiri dari tiga susunan dan berhiaskan ukiran.
  2. Nisan kedua: berbentuk hampir mirip dengan nisan pertama. Para ahli menduga, nisan kedua ini merupakan pasangan dari nisan pertama.
  3. Nisan ketiga: nisan ketiga berbentuk mirip dengan nisan pertama dan kedua. Bedanya, pada nisan ketika, hiasan ukiran terdapat pada bagian kaki nisan.
  4. Nisan keempat: terbuat dari bahan yang sama dengan nisan pertama hingga ketiga. Bentuknya pipih namun terdapat kubah dengan ujung yang meruncing.
  5. Nisan kelima: bentuk dan bahan pembuatnya sama dengan nisan pertama hingga keempat. Namun, ukuran nisan ini lebih kecil daripada nisan lainnya.
  6. Nisan keenam: sangat disayangkan nisan keenam hanya tersisa bagian kakinya saja. Namun para ahli berpendapat nisan ini memiliki bentuk yang sama dengan nisan lainnya.
  7. Nisan ketujuh: nisan ini berbentuk membulat menyerupai gada dan mempunyai puncak berhiaskan ukuran kelopak bunga.
  • Jirat

Jirat yang ditemukan di sini sudah sangat samar polanya dan sulit dikenali. Namun, apabila diperhatikan dengan seksama, masih terlihat sedikit sekali pola ukiran di bagian permukaannya.

Nama tempat wisataTaman Sari Gunongan
Alamatkota Banda Aceh
Jam buka8 pagi – 6 sore
HTM
Informasi wisata

5. Monumen Pasee

Monumen Pasee

Monumen Pasee yang terletak di Lhoksumawe ini dibangun pada lahan dengan luas kurang dari 7.7 hektar. Nama Monumen Pasee berasal dari nama sebuah kerajaan Islam yaitu kerajaan Samudera Pasai. Monumen Pasee dibangun untuk menjadi pusat budaya kebudayaan dan digunakan sebagai tempat pameran kebudayaan, latihan tari dan musik tradisional, serta kegiatan pelestarian kebudayaan lainnya.

Selain itu, Monumen Pasee juga digunakan untuk mengenang masa-masa kejayaan kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini merupakan kerajaan beragama Islam yang didirikan oleh Sultan Malikussaleh. Monumen Pasee pun dibangun tak jauh dari makan sang sultan. Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejaannya pada abad ke 16 dan memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam pada saat itu.

Monumen Pasee memiliki tiga lantai. Lantai pertama biasa digunakan untuk mengadakan pameran kebudayaan dan pariwisata. Latihan tari dan musik tradisional juga bisa dilakukan di sini. Pada lantai kedua terdapat galeri souvenir, serta diorama yang disajikan di lantai ketiga pada Monumen Pasee. Tak lupa, menara monumen setinggi lebih dari 70 meter ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Nama tempat wisataMonumen Pasee
Alamatdesa Gampong Beuringen, Lhoksumawe
Jam buka24 jam
HTMRp10.000
Informasi wisata