Sebelum indonesia merdeka bebas dari penjajahan, ada banyak sekali kejadian-kejadian yang sangat berarti bagi bangsa ini. kejadian tersebut kebanyakan berupa pertempuran-pertempuran yang menunjukan kegigihan rakyat Indonesia dalam caranya untuk meraih kemerdekaan. Pertempuran tersebut pastinya akan memakan korban yang tak sedikit ada banyak sekali korban yang berjatuhan dan menjadi tumbal perjuangan tersebut.
Untuk mengenang kejadian tersebut biasanya dibangun monumen-monumen guna mengenang mereka yang gugur. Tak mengherankan memang jika banyak sekali monumen bersejarah di Indonesia yang tersebar di setiap daerah. Monumen seperti ini dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata yang cukup menarik. Ada beberapa monumen bersejarah yang bisa di kunjungi, seperti
1. Monumen Serangan Umum Sebelas Maret
Bangunan yang satu ini merupakan salah satu dari beberapa lokasi wisata sejarah di Jogja yang tak boleh kita lewatkan. Seperti namanya, bahwa monumen yang satu ini didirikan untuk dapat mengenang serangan besar-besaran guna merebut kembali jogja. Serangan tersebut adalah sebuah upaya untuk dapat meyakinkan dunia, bahwa Negara Indonesia masih ada.
Serangan ini sendiri dipimpin oleh salah seorang Bawahan dari Jendral Soedirman, yaitu Letkol Soeharto. Sedangkan pemrakarsa dari serangan umum tersebut tak lain adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau ingin menunjukan bahwa keadaan Indonesia tak seperti yang disebarkan oleh Belanda. Karena, pada saat itu banyak pemimpin negara yang telah tertangkap oleh Belanda.
Keadaan tersebut kemudian dimanfaatkan Belanda untuk menyatakan bahwa Negara Indonesia sudah tidak ada. Serangan umum tersebut tak berjauhan dari konfrensi Meja Bundar yang menyatakan kedaulatan Indonesia. Monumen ini sendiri di dirikan untuk dapat mengenang jasa setiap pahlawan yang ikut serta dalam penyerangan pada waktu itu. Meskipun tak terlalu lama, namun serangan tersebut memiliki efek yang sangat besar pada sejarah Indonesia.
2. Monumen PETA
Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA merupakan sebuah pasukan yang pada dasarnya dibentuk oleh jepang. Pasukan ini terdiri dari masyarakat asli Indonesia yang ingin bergabung dengan militer dan diharapkan dapat membantu Jepang dalam bidang militer. Pembentukan pasukan PETA sendiri terjadi pada tahun 1943, sedangkan pemusatan pelatihan tentara PETA sendiri terpusat di Bogor. Gedung pusat pelatihan tersebut sekarang telah berubah bentuk menjadi museum PETA.
Monumen PETA ini sendiri bertujuan untuk mengenang pemberontakan PETA yang terjadi pada 14 Februari 1945. Jika hari tersebut dirayakan sebagai hari kasih sayang, maka oleh tentara PETA hari tersebut dilaksanakan dengan pemberontakan. Namun, sayangnya bisa dikatakan bahwa pemberontakan tersebut tidak berhasil. Hal ini berujung pada banyaknya tentara PETA yng tertangkap dan di adili secara hukum militer jepang.
Banyak tentara peta yang tertangkap oleh Jepang dihukum pancung di kawasan Pantai Ancol. Pemerintah Blitar sendiri akhirnya mendirikan bangunan ini untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan. Selain terdapat patung Shoedanco Supriyadi terdapat juga enam patung tokoh lain, yaitu Chudancho Dr. Soeryo Ismail, Shodancho Soeparjono, Budancho Soedarmo, Shodancho Moeradi, Budancho Halir Mangkoe Dijaya dan Budancho Sunanto.
3. Monumen Bandung Lautan Api
Sebuah Monumen yang berdiri sangat gagah di kawasan Jl. Bkr, Ciateul, Regol, Kota Bandung, Jawa Barat, ini merupakan salah satu dari monumen bersejarah di Indonesia yang cukup terkenal. Pada saat musim libur tiba atau pada akhir pekan, kawasan yang satu ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan. Mereka yang datang ke kawasan ini biasanya berasal dari kawasan di sekitar Monumen ini.
Monumen ini sendiri dibangun untuk mengenang kejadian yang sangat membekas pada sejarah kota bandung. Kejadian dimana kota bandung menjadi sebuah lautan api yang cukup besar. Hal ini terjadi karena adanya semangat perjuangan yang cukup besar dari masyarakat bandung. Mereka tidak menginginkan kota bandung menjadi salah satu pusat strategi militer.
Untuk dapat menggagalkan rencana dari pasukan sekutu tersebut maka pada 23 maret 1946, bersama dengan proses mundurnya tentara indonesia dan masyarakat bandung dari sekutu. Mereka juga ikut serta membakar rumah-rumah dan titik-titik penting. Bersamaan dengan proses mundur dan pembakaran ini, juga disertai dengan pertempuran yang cukup dahsyat. Pertempuran yang paling berat terjadi di daerah Dayuehkolot. Untuk mengenang kejadian itu maka dibangunkan monumen Bandung lautan Api ini.
4. Monumen Palagan Ambrawa
Sebagai salah satu monumen bersejarah di Indonesia, monumen yang satu ini memang ditujukan untuk mengenang salah satu kejadian yang sangat penting. Sebagai salah satu bagian dari tempat wisata di Ambarawa, keberadaan dari monumen ini memang memiliki arti tersendiri. Pendirian monumen ini merupakan upaya untuk mengenang salah satu pertempuran yang sangat penting pada masa perebutan kemerdekaan.
Monumen ini sendiri dibangun untuk mengenang sejarah pertempuran di Ambarawa para tanggal 12 Desember – 15 Desember 1945. Dalam pertempuran tersebut TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang dipimpin oleh Jendral Soedirman berhasil menghancurkan tentara sekutu. Maka dari itu untuk mengenang pertempuran tersebut setiap tanggal 15 Desember selalu diperingati sebagai hari Infanteri. Monumen ini sendiri secara resmi dibangun pada 1973, dan di resmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Jika kalian berkunjung ke lokasi ini maka kalian akan bisa melihat beberapa peninggalan peperangan pada saat itu. Ada beberapa senjata miliki Belanda dan Jepang., senjata-senjata tersebut kebanyakan adalah senjata rampasan dan senjata yang berasal dari korban peperangan. Tak ada salahnya kita sejenak mengunjungi lokasi wisata ini untuk lebih mengenal dan mengenang setiap perjuangan para pahlawan yang telah gugur.
Baca Juga
5. Monumen Trisula
Banyak sekali destinasi wisata sejarah di Blitar yang bisa kita kunjungi, setiap destinasi tersebut pastinya akan memiliki nilai tersendiri. Salah satu destinasi wisata sejarah kota Blitar yang cukup terkenal adalah Monumen Trisula. Monumen yang di dirikan pada 18 Desember 1972 ini digunakan untuk mengenang pembantaian PKI yang berada di kawasan Blitar. Pada proses pembantaian atau penumpasan tersebut pasukan berasal dari Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Trisula.
Monumen ini sendiri terletak di Desa Bakung Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar Selatan. Kawasan museum ini memang masih menjadi sebuah titik penting sejarah hingga saat ini. Pada lokasi ini sering sekali dilakukan beragam kegiatan perenungan jasa para tentara dan masyarakat Blitar sendiri pada saat itu. Serta kejadian pembantaian atau penumpasan PKI yang melarikan diri ke Blitar Selatan.
Mereka yang datang melakukan renungan tak hanya dari pihak militer saja, tak jarang para mahasiswa atau masyarakat biasa juga datang berkunjung untuk melakukan perenungan. Monumen ini sendiri pada waktu itu diresmikan oleh Deputy Kasad Bapak Letjen TNI Mochamad Jasin.
Selain lokasi yang disebutkan di atas masih ada beberapa lokasi lain yang bisa kita kunjungi, seperti
- Monumen Trikora
- Monumen Bajra Sandhi
- Monumen Bom Bali
- Monumen Operasi Lintas Laut Jawa – Bali
- Monumen Puputan Klungkung
- Monumen Purwa Aswa Purba
- Monumen Perjuangan Rakyat
- Monumen Husein Sastranegara
- Monumen Palagan Lengkong
- Monumen TGP
- Monumen Palagan Ngadirejo
- Monumen Kebangkitan Nasional
- Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok
- Monumen TRIP
- Monumen Teuro Nakamura
- Monumen Pers
- Monumen 45
- Monumen Jenderal Soedirman
- Monumen Kapal Selam
Itu tadi beberapa monumen bersejarah di Indonesia yang wajib kita ketahui. Bangunan monumen tersebut bukan hanya sebuah monumen biasa saja. Namun, terdapat cerita dan sejarah yang sangat bernilai dibalik pembangunan monumen tersebut. semoga informasi tadi bermanfaat.